contoh artikel berdasarkan proximity
Aksi Kunto Pecahkan Rekor Penabuh Drum Terlama Dimulai
Hitungan mundur dari penonton mengiringi Kunto Hartono mengayunkan stik drum dalam upaya pemecahan rekor dunia menabuh drum terlama, selama 121 jam nonstop.Sebelum mulai memukulkan stik drumnya tepat pukul 20.00 malam di panggung yang didirikan di Balaikota Malang, Selasa (27/12/2011), Kunto meminta doa restu kepada waraga Kota Malang agar upayanya kali ini sukses.
Ya Kunto, sebelumnya gagal memecahkan rekor dunia menabuh drum terlama milik pemusik asal Amerika Serikat yang menabuh drum 120 jam nonstop yang dilakukan Maret 2009.
Upaya Kunto memecahkan rekor milik Russ di Surabaya pada tahun 2010 gagal gara gara listrik mati. Padahal Kunto sudah menabuh drum selama 82 jam.
“Sungguh kebahagiaan yang sangat luar bisa, bisa melakukan pemecahan rekor dunia kembali, saya sangat mengharapkan dukungan dan doa dari anda semua,” kata Kunto dengan haru dihadapan puluhan penonton.
Untuk pemecahan rekor dunia ini, kolaborasi pertama dilakukan Kunto dengan Plat N Band. Dengan aliran musik rocknya, Plat N band terlihat semangat menyanyikan lagu berjudul Rock n Roll. “Kami sangat bangga menjadi pembuka pemecahan rekor dunia ini, dan berharap bisa go internasional bersama Kunto,” kata Ashari manager Plat N Band.
Dalam 5 menit, dan tak kurang dari 30 detik, Plat N mulai masuk ke judul lagu keduanya. Dalam pergantian lagu tersebut, tak sedikit pun Kunto berhenti mengayunkan stiknya.
Setelah selama satu jam, nantinya Plat N sebagai band indie pertama akan menyanyikan 12 lagu, setelah Plat N band menyusul 60 band indie lainnya dengan jenis musik yang berbeda-beda. Setiap delapan jam, Kunto berhak istirahat selama 15 menit untuk melakukan cek kesehatan dan melakukan kegiatan lainnya.
contoh artikel berdasarkan aktualitas
Haul Gus Dur Nanggap Barongsai
Kesenian barongsai dan hadrah pentas bareng pada haul Gus Dur yang digelar kaum Gusdurian dan Paguyuban Lintas Masyarakat (PALM) di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri Jawa Timur, Jumat (30/12/2011).“Barongsai dan hadrah sengaja kita pentaskan bersama, karena menjadi simbol dari budaya multikultur dan etnis yang ada di Indonesia,” ungkap Imam Subawi,SAg, Ketua Gusdurian Kota Kediri.
Selain kedua kesenian itu, kata Imam, panitia juga menggelar temu budaya antar elemen multikultural yang ada di Kota Kediri. Kesenian yang ikut memeriahkan di antaranya seni jemblung serta seni tetabuhan lesung.
Dengan menghadirkan kesenian jemblung dan lesung, diharapkan kedua kesenian tradisional itu tetap lestari. Kesenian jemblung sendiri sekarang sudah semakin jarang mendapat order tanggapan pentas.
Dijelaskan Imam Subawi, kegiatan mengenang mantan Presiden Indonesia ini selalu menampilkan kesenian dan budaya multikultur. Sebab Gus Dur dikenal sebagai Bapak Pluralisme Indonesia, yang mempelopori kebebasan berekspresi melalui seni dan budaya.
Imam berharap dengan merajut kebersamaan antar elemen masyarakat yang berbeda, para pengagum Gus Dur dapat terus melestarikan serta meneruskan ajaran dan perjuangannya.
Bertindak sebagai pembicara atau tutur konco Gus Dur pada acara haul pengasuh Ponpes Lirboyo KH Imam Yahya Makrus, pengusaha Amin Junaidi serta Pendeta Timotius Kabul. Acara diakhiri dengan doa bersama untuk nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar